ADS

Monday 8 August 2016

TUTORIAL #1 Urban Exploration Photo Editing

Hae… jumpa lagi ! kali ini saya akan membagi sedikit tutorial atau cara mengolah tone HDR yang sering dipakai pada foto Urban Exploration atau sering disingkat dengan nama URBEX.

Bagi yang belum begitu mengetahui nih, gampangnya URBEX adalah genre dalam fotografi dengan menampilkan gambar pada sisi lain perkotaan yang jarang dijamah banyak orang. Umumnya tidak hanya sekedar difoto saja, tapi setelah itu diolah kembali dengan aplikasi atau software seperti Photoshop.

Sering kan nemu foto gitu waktu stalking di Instagram misalkan, menemui foto dengan menampilkan orang dengan penampilan anti mainstream memakai face mask ala anonymous   dengan hoodie nya lalu ditambah smokebomb dan berada dibagian sudut kota. Pasti sedikit bertanya dengan apa mereka mengedit foto itu sehingga tampak sangar.
Nah kali ini saya akan membagi salah satu cara membuat tampilan foto seperti itu. Caranya adalah memainkan tone dengan menggabungkan 2 software yakni Photomatix dengan Photoshop. Mungkin ada yang penasaran dengan Photomatix? Anda bisa baca dulu ulasan saya sebelumnya  PHOTOMATIX PRO 5 (PhotoEditing Software)

Oke setelah anda memahami apa itu Photomatix, mari kita langsung caw….

Penampakan sebelum proses



Dan ini setelah dipoles



Langkah pertama kita akan pake Photomatix Pro Dulu...
1. Buka gambar yang akan di edit dengan Photomatix Pro,  dengan klik Load Single Photo (karena kita hanya akan mengedit satu foto saja)
2. Kemudian klik Tone Map (tunggu hinggga proses reducing noise selesai)


3. Sesuaikan dengan komposisi pengaturan yang kamu rasa cocok



4. Klik Apply (tunggu hingga proses rendering selesai) Lalu klik Save Final Image.




Langkah kedua kita akan pake Photoshop….

1. Setelah langkah pertama terlewati, gambar yang sudah di save kita buka di Photoshop (kalo saya pakianya CS5), kemudian pilih Filter -> Lens Corretion -> Custom, sesuaikan komposisi Vignette hingga dirasa cukup (saya paiknya Amount -70 dan Midpoint  +30)



2. Tambahkan layer baru dengan klik Layer -> New Adjustment Layer -> Levels (sesuaikan kalkulasi histogrm-nya hingga dirasa cukup atau bisa juga mengikuti gambar yang saya berikan dibawah ini)


3. Lalu ke pilih lagi ke Layer -> New Adjustment Layer -> Threshold (sesuaikan Threshold Level-nya atau bisa mengikuti contoh dibawah) dengan Blend Mode : Hue


4. Tambah layer lagi dengan pilih Layer -> New Adjustment Layer -> Brightness/ Contrast (sesuaikan Brightness dan Contrast nya)


5. Duplikat Layer, pastikan “Layer 0” tersorot di Layer Window dan kemudian klik Layer -> Duplicate Layer (terdapat layer baru bernama “Layer 0 copy” atur dengan Blend Mode : Darker Color)


6. Tambahkan Layer baru lagi, Layer -> New Adjustment Layer -> Photo Filter (sesuaikan Color sesuai selera, kemudian atur density-nya hingga dirasa cocok)


7. Layer baru lagi, Layer -> New Adjustment Layer -> Levels (sesuaikan kalkulasi histogramnya)


8. Tambahkan Layer lagi, Layer -> New Adjustment Layer -> Curves (atur curve point-nya)


9. Untuk step yang terakhir tambahkan Layer baru lagi, Layer -> New Adjustment Layer -> Hue/Saturation (sesuaikan slider untuk mengatur saturation-nya)



Taraaaa….dan akhirnya jadilah seperti ini




Begitulah kiranya sedikit gambaran mengenai tutorial yang dapat saya bagikan kali ini. Mungkin anda dapat mengkreasikan lebih jauh  lagi agar editan yang dihasilkan lebih sempurna.

Nah bagaimana hasil yang kalian dapatkan? Semoga tutorial ini dapat memacu kalian untuk berkreatifitas dan berkarya.


Semangat !! 


Wednesday 3 August 2016

PHOTOMATIX PRO 5 (Photo Editing Software)


Halo gaes, kali ini penulis bakal berbagi tentang software atau aplikasi edit foto yang mungkin dari kalian sering menggunakannya sebagai alat pemoles hasil jepretan yang sudah kalian ambil.

Nah, mungkin sebagian dari kalian sering mendengar bahwa software atau aplikasi untuk edit foto terbaik adalah Photoshop, memang penulis sendiri mengakui bahwa software yang menjadi bagian dari keluarga Adobe ini memiliki fitur yang amat sangat lengkap ketika digunakan untuk menyulap sebuah foto atau visual graphic berbasis pixel yang tadinya Nampak hanya biasa saja menjadi terkesan luar biasa.

Dalam tulisan ini penulis akan lebih mengkrucut lagi tentang software apa sih selalin Photoshop yang bagus untuk mengedit foto? Yap salah satu jawabannya adalah Photomatix Pro. Apa itu Photomatix Pro? Mari kita ulas bersama…

Photomatix Pro merupakan software/perangkat lunak/ bahasa gampangnya aplikasi yang mampu membuat foto menakjubkan  dari permainan kontras foto atau pixel gambar yang tinggi. Software ini juga dapat memprogram dengan memperluas jangkauan dinamis dari sebuah foto maupun film.

Pernah kejadian dong ketika anda menangkap sebuah foto dengan masalah gambar pecah-pecah? Nah, disinilah tugasnya si Photomatix untuk mencari tampilan yang lebih bagus dan menghasilkan gambar atau foto HDR.

Lantas apa itu HDR? HDR merupakan singkatan dari High Dynamic Range yang dalam bahasa Indonesia merupakan jangkauan dinamis tinggi. Arti secara istilahnya yaitu teknik yang digunakan dalam ranah fotografi untuk memproduksi sebuah jangkauan pencahayaan yang dinamis, lebih besar dibandingkan dengan menggunakan teknik fotografi standar. Biasanya HDR memang dihasilkan melalui merging atau penyatuan dari banyak gambar LDR (Low Dynamic Range) atau SDR (Standard Dynamic Range) dengan menggunkan sensor gambar khusus semacam software. Cara yang digunakan yakni dengan metode  tone mapping, yakni mengurangi kontras keseluruhan untuk memperbaiki tampilan gambar. Nah begitulah kiranya Photomatix nantinya bakal menjadi bengkel foto anda sehingga mampu menghasilkan foto dengan kontras nyata atau dimasukkan sebagai kontras yang artistik.

Sebenarnya didalam Photoshop sendiri fitur seperti photomerge memang ada. Namun sebagian fotografer sendiri memiliki alternative lain sebagai pilihan, yakni Photomatic. Master foto HDR, Trey Ratcliff (anda bisa searching sendiri di Google mengenai beliau) pernah mengatakan bahwa Photomatix Pro merupakan software favoritnya dalam memproses foto HDR.

Jika anda familiar dengan Urban Exploration atau URBEX, dan anda sering bertanya-tanya bagaimana mebuat efek foto Urban Exploration Photography  atau URBEX ? Photomatix Pro dapat menjadi alternatif untuk dapat memoles foto dengan gaya atau efek yang sering dipakai oleh sekelompok orang yang menampilkan gaya visual kota  secara artsitik tersebut.

Lalu Bagaimana dengan anda? Tertarik mencoba?

Silakan klik download Software Photomatix Pro 5 dibawah ini…


Ulasan mengenai tutorial akan dibahas dalam postingan selanjutnya.

Jadi tetap Stay Tune yah :)

Berkarya Sampai Tuhan tak Berkenan – Semangat !!

Sunday 31 July 2016

10 TIPE MAHASISWA YANG WAJIB KAMU KETAHUI

Tipe-tipe mahasiswa yag wajib kamu ketahui

Oke kali ini kita bakal cerita-cerita membahas tentang apa saja tipe-tipe mahasiswa yang ada dikampus. Mungkin sebagian dari kalian sudah mengetahui tentang tipe-tipe ini, tapi mari kita unik lagi lebih mendalam. Mengapa perlu? Tidak sih sebenarnya, cuman karena yang demikian sering kita jumpai maka tidak ada salahnya pula untuk mendefinisikan (weitsss..bahasanya sok akademis). Lumayan lah buat cerita ke dedek-dedek atau anak cucu kelak saat masuk ke bangku perkuliahan.
Oke kita mulai saja..

1. The Activist
Pertama, pasti sudah begitu familiar dengan sebutan yang satu ini. The Activist merupakan mahasiswa yang mengikuti berbagai kegiatan organisasi baik didalam maupun luar kampus. Bahkan tak sedikit dari mereka yang rela mengorbankan kegiatan akademis demi memprioritaskan sumbangsih ke organisasi.

2. The Veteran
Untuk mahasiswa lama mungkin sering mendengar sebutan "Mahasiswa Abadi", Yap! Sebutan itu sering dicap kan kepada mahasiswa yang masih betah belajar di kampus sampai semester tua. Sering mengulang mata kuliah semester bawah atau mungkin lama mengurusi perihal skripsi. Kadang pula kegiatan diluar kampus membuatnya harus berevolusi menjadi tipe mahasiswa yang satu ini.

3. The Hollowmen
Mahasiswa yang sering tiba-tiba ada atau sebaliknya, secepat kilat menghilang. Julukan lain yang sering diberikan ialah "Mahasiswa Kupu-kupu". Kadang kedua tipe mahasiswa nomor 1 dan 2 merupakan yang sering ambil bagian menjabat sebagai tipe mahasiswa ini. Entah kesibukan atau memang tidak betah berada dikampus. Sering pula kadang tipe ini sering TA alias Titip Absen.

4. The Dreamer
Punya kebiasaan tidur dikelas? Saya sarankan sesegera mungkin dihilangkan jika anda tak mau terbaptis menjadi tipe mahasiswa ini. Kadang kala tipe yang satu ini sering ngeles dengan kata-kata bijak, "Bermimpilah setinggi-tingginya" atau "Tidur menjauhkan diri dari kemaksiatan". Sering duduk di belakang atau ditengah mahasiswa lain berbadan besar merupakan kegiatan rutin dari The Dreamer.

5. The Wifi Hunter
Julukan keren yang sering diserahkan kepada para ahli didunia perdownload-an. Sering membawa laptop atau gadget untuk bermain game, download film, streaming, bahkan untuk cadangan ketika kuota habis. Biasanya mahasiswa ini berada didaerah yang terdapat colokan.

6. The Trendsetter
Mahasiswa yang sering update perihal fashion dan sering memposting segala macam hal berbau hits atau trend merupakan bagian dari hobi tipe ini. Sering bepergian ke tempat-tempat mewah dan sedang ngetrend adalah sebuah hal wajib yang susah untuk disangkal. Jika anda ingin mengetahui apa yang sedang ngehits, tanyalah kepada mahasiswa yang satu ini, atau malah anda bagian dari The Trendsetter? Heummm...*senyum manyun*

7. The Collector
Mahasiswa rajin yang sering mengumpulkan nilai A demi mendapat predikat "Cumlaude" saat wisuda. Rajin masuk kelas, tugas lengkap, serius ketika ujian, dan sering bertanya kepada dosen bak rantai makanan yang setiap hari berputar. Tipe ini kadang memiliki sifat yang *Maaf* agak pelit kepada teman-temannya ketika ditanya hasil kerjaan tugas atau ketika teman mencontek ketika ujian. Nilai B bagaikan rapor merah bagi The Collector.

8. The Gamer
Mahasiswa yang keranjingan dengan game, sering sibuk dengan gadget maupun laptopnya sehingga terkadang lupa bagaimana menjaga relasi dengan temannya. Jam kuliah pun seolah bukanlah penghalang untuk The Gamers berjihad. Tipe ini merupakan sahabat dekat dari The Wifi Hunter. Anda bagian dari tipe ini? Next...

9. The Couples
Tipe dari mahasiswa yang selalu bersemangat ketika berangkat kuliah. Tentu saja antusias semangat itu hadir dari sang pujaan hati yang kebetulan satu kampus atau satu fakultas, dan bahkan ada yang satu jurusan dan kelas. Jangan-jangan anda yang ini malah? Ihirr..

10. The Borrower
Tipe yang terakhir merupakan mahasiswa yang sering "ga modal", hobinya pinjam sana sini. Mulai dari laptop, minta kertas, dan yang paling sering adalah pena. Ya, yang satu ini perlu hati-hati karena jika The Borrower uda minjem, kudu ati-ati karena biasanya nih ya, benda ini mudah sekali pergi tanpa pamit. Bahkan tipe ini tak jarang pula sering minjem duit *eh... Tapi jika karena latar belakang finansial kurang memadai pasti mahasiswa lain memaklumi. Tapi jika alasannya adalah "lazy", hemmm.... Cukur gundul aja tuh dia biar tau rasa!


Oke demikian 10 tipe Mahasiswa yang penulis rangkum dan mungkin masih ada tipe-tipe lainnya. Jika ada tambahan silakan share melalui komentar yak!

Selamat menikmati hari-hari kalian.
Jangan lupa bahagia :)




Thursday 28 July 2016

FILOSOFI LOGO DAN MASKOT ASIAN GAMES 2018

Hai gaes…kali ini penulis bakalan ngebahas mengenai filosofi atau makna logo dan maskot Asian Games 2018 yang baru saja diluncurkan. Tahu sendiri kan bahwa Asian Games 2018 nanti bakal digelar di Indonesia, dan bakal dilansungkan di Jakarta serta Palembang. Asian Games sendiri merupakan gelaran akbar pesta olahraga tertinggi di Asia yang diadakan setiap 4 tahun sekali.

Sebenarnya Logo dan juga maskot untuk Asian Games 2018 ini telah dibuat sebelumnya, namun karena respon dari masyarakat yang kurang berkenan, akhirnya dibuatlah kembali sayembara untuk revisi Logo Asian Games 2018.

Nah langsung saja kita bahas mengenai apa saja filosofi dibalik logo dan maskot Asian Games 2018 yang baru….cekidot !!


Makna Logo Asian Games 2018


Logo Asian Games 2018 ini secara garis besar menginterpretasikan sketsa Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) yang tampak terlihat dari atas ditambah dengan illustrasi matahari yang berada ditengah-tengah  dan mengangkat simbol Asian Games yakni “Energy of Asia”, yang menggambarkan matahari sebagai sumber energi paling utama yang kemudian menyebar melalui delapan jalur keseluruh Asia sekaligus dunia dengan adanya Asian Games.

 Desain logo Asian Games 2018 sendiri merupakan hasil sayembara dan dipilih dari 11 nominasi karya yang diterima dan menggantikan logo lama yang berupa Burung Cendrawasih. Sayembara tersebut dimenangkan oleh perusahaan desain grafis Feat Studio.

Menurut Jefferson Edri (perwakilan dari Feat Studio), dipakainya sketsa Stadion Utama Gelora Bung Karno merupakan relevansi dari cita-cita dan mimpi Bapak Bangsa (Ir.Soekarno) dengan semangat Indonesia yang masih ada dimasa sekarang.


Makna Maskot Asian Games 2018


Selanjutnya adalah mengenai maskot yang diluncurkan bersamaan dengan Logo baru. Ya, sebagian besar pasti sudah tahu dengan maskot lama yang bernama Drawa. Maskot yang kurang diterima oleh publik karena dinilai terlalu biasa saja dan mungkin tidak menggambarkan kesan “wah” dimata khalayak. Pada akhirnya maskot Drawa pun dicopot dan didesain ulang dengan mengadakan sayembara baru. Kamis, 28 Juli 2016 maskot baru untuk Asian Games 2018 yang baru akhirnya resmi dikenalkan pada masyarakat.

Bhin Bhin, Atung dan Ika. Nama maskot terpilih yang didesain juga oleh Feat Studio. Ketiga maskot ini memiliki seolah begitu menggambarkan ke-Indonesia-an dengan terinspirasi Bhineka Tunggal Ika. Nama ketiganya diambil dari kata yang melekat sebagai jargon Indonesia tersebut. Bhin Bhin (dari Bhineka), Atung (dari Tunggal), dan Ika (dari Ika).  Kemudian keragaman suku dan budaya seolah terwakilkan dari maskot maskot ini. Bhin-Bhin (seekor burung Cendrawasih dari Indonesia bagian Timur), Atung (seekor rusa Bawean dari Indonesia bagian tengah), dan Ika (Badak Bercula Satu dari Indonesia bagian bagian Barat).

Selain itu karakter maskot yang baru ini juga membawa semangat yang tercermin dari gelaran Asian Games. Burung Cendrawasih dengan kepintarannya mampu menyiasati bagaimana cara menghadapi lawan, Rusa memiliki kecepatan yang amat mumpuni untuk mengelabuhi musuh, dan Badak yang menjadi lambang dari sebuah kekuaatan dimana olahraga tentu membutuhkan serta berkaitan dengan hal itu.


_________________________________________

Itulah tadi kilasan mengenai Filosofi yang terkandung dalam Logo dan Maskot bau Asian Games 2018. Tentunya karena hal yang mengenai visual seperti desain grafis pasti tergantung dari selera, pada akhirnya dukungan dan cemoohan pasti ada saja yang bersahutan. Tapi menurut penulis sendiri desain yang baru ini sudah cukup bagus untuk merepresentasikan bagaimana Indonesia, dan apa yang perlu diperlihatkan Indonesia dimata Asia sekaligus Dunia. Brand Identity Indonesia seolah juga terbangun kembali dari dari ketiga maskot tersebut.

Perilah logo, agaknya mungkin dari sebagian orang akan berkata, logo itu hampir-hapir seperti logo sebuah konferensi. Menurut penulis sendiri, ya kadang logo untuk tujan A kadang mirip untuk tujuan B. Kadang pula logo untuk konferensi malah lebih cocok untuk dipakai dalam sebuah event olahraga. Nah hayo bagaimana tuh….

Tapi paling tidak sebuah event, apalagi sekelas Asian Games yang merupakan event kelas internasional perlu adanya dukungan. Event seperti ini bukan hanya masalah logo dan maskot. Kita sebagai bagian dari Indonesia sudah sepatutnya mendukung, bukan malah menghimpun masa untuk memukul mundur.


Sukses buat Asian Games 2018 !!


Tuesday 26 July 2016

The Phenomenal - ABBEY ROAD


Pernah mendengar kalimat Visual Speak Louder than Words mungkin kalimat tersebut sedikit bisa menggambarkan bagaimana cover album Abbey Road –nya band legendaris asal Liverpool yakni The Beatles. Secara visual mungkin akan terlihat cukup sederhana,  dimana keempat personel The Beatles, John Lennon, Ringgo Starr, Paul Mc Cartney dan juga George Harrison digambarkan sedang melintasi atau menyeberangi Abbey Road. Lantas mengapa cover ini bisa begitu populer?

Hemm…jika kamu merupakan fans The Beatles tentunya mengetahui bagaimana misteri atau kisah mistis dibalik cover fenomenal ini. Kalau kamu belum tau mari kita ulik sedikit tentang beberapa hal yang menjadi buah bibir dibalik cover album Abbey Road.

1. Isu Meninggalnya Paul McCartney
“Turn me on, dead man.” Penggalan lirik lagu Revolution No.9  yang merupakan salah satu bagian dari album Abbey Road disinyalir sebagai pernyataan yang merujuk pada kabar meninggalnya  penulis lagu tersukses sepanjang masa versi Guinness Book of Records ini.

2. Ada Isyarat Pemakaman Paul
What? Mengapa bisa begitu?

Jika kamu sedikit memperhatikan secara seksama cara berpakaian para personel The Beatles diatas mungkin akan sedikit bertanya-tanya. Mengapa Paul mengenakan jas tapi tak memakai alas kaki? Goerge tak memakai jas, malah mengenakan pakaian casual? si John Lennon yang memakai jas putih? Atau Ringgo yang paling rapi?


Jadi begini, adanya budaya yang melatarbelakangi cara berpenampilan mereka:

  • Paul McCartney :  Tak memakai alas kaki dan memakai jas rapi menurut budayanya Inggris merupakan fashion-nya orang mati ketika dimakamkan.
  • George Harrison : Berpenampilan casual merupakan ciri seorang penggali kubur.
  • John Lennon : Pakaian serba putih berkiblat pada sosok Tuhan.
  • Ringgo Star: Jas hitam rapi merupakan setelan yang dikenakan oleh pendeta.
Gimana?  Ngeri juga ternyata… next

3. Kronologi kematian Paul
Banyak yang beranggapan bahwa Paul mati karena ditabrak mobil. Why…? Coba lihat seksama dari arah kejauhan segaris lurus dengan Paul, adanya sebuah mobil yang sedang mengarah pada dirinya.

4. Usia Paul Tewas
Konspirasi berikutnya adalah Paul disebut meninggal pada usia 28 tahun. Visual yang mendukung pernyataan itu adalah mobil VW putih dibelakan George Harrison memiliki plat nomor LMW 28 IF. LMW sendiri merupakan singkatan dari Linda McCartney Weeps yang dikaitkan dengan tangisan(Weeps) Linda McCartney –Istri Paul atas meninggalnya penulis lagu Yesterday tersebut.

5. 300 Juta Rupiah untuk Foto Asli
Ya, cover album kontroversial Abbey Road ini kabarnya secara resmi terjual seharga Rp 300 juta. Uniknya, foto yang dipakai ini merupaka satu dari sepuluh foto yang telah dibuat. Waw!

Ternyata sebuah simbol dalam visual mampu menyimpan banyak cerita. Maka dari itu seringkali desain maupun illustrasi seperti logo,poster,mascot atau bahkan cover memang akan lebih baik memiliki filosofi atau makana secara dalam. Karena hal itu dapat menjadi nilai lebih tersendiri.

Punya Band? Komunitas? Atau kelompok bikin tugas?

Cover album Abbey Road ini bisa kamu jadikan sebagai referensi atau pemacu untuk berkarya secara kreatif.


Let`s Do it!

ASAL MULA JOGJA ORA DIDOL

sejarah asal mula jogja ora didol

Adalah salah satu bentuk movement "merthi kutho" dari teman-teman street art  Jogja untuk mengkritisi kondisi ruang publik yang beralih fungsi menjadi lahan iklan yang dikuasai para pemilik kepentingan ekonomi di Jogja sendiri.
Asal muasal "Jogja Ora Didol" berawal dari teman-teman street art yang memakainya sebagai background set pementasan teaternya Jamaluddin Latif (Mas Jamal) di FKY ke-25 pada Juni 2013 lalu. Teater berjudul "Kota Untuk Manusia" membawakan kalimat Jogja Tidak Dijual dengan plat seng sebagai media muralnya. Disusul kemudian "Festival Mencari Haryadi" yang pentas pada bulan Oktober ditahun yang sama dengan teman-teman street art yang diminta pula untuk menyumbangkan karyanya.
Dari sinilah ungkapan "Jogja Tidak Dijual" bertransformasi menjadi JOGJA ORA DIDOL dari bahasa Indonesia ke bahasa Jawa, dari media plat seng ke media tembok. Ternyata perpindahan tersebut tidak hanya pada bahasawan media yang digunakan, tetapi yang pada awalnya tidak dipermasalahkan tiba-tiba menjadi masalah yang begitu besar.
Berbagai bentuk simbol dukungan untuk menyuarakan ungkapan Jogja Ora Didol pun kemudian ramai digencarkan. Dari mulai hashtag #JogjaOraDidol di social media, berbagai merchandise seperti kaos bertuliskan Jogja Ora Didol, hingga sebuah lagu hip-hop beraliran yang dipersembahkan oleh Jogja Hip-hop Foundation dengan judul yang sama dengan ungkapan tersebut. Selain itu masih banyak pula simbol-simbol dari ungkapan Jogja Ora Didol yang dikemas secara kreatif namun tetap kritis.

Jika di Bali ada gerakan Bali Tolak Reklamasi, maka di Jogja ada Jogja Ora Didol !.

Thursday 28 January 2016

5 FAKTA YANG PERLU DIKETAHUI SEBELUM MENJADI SEORANG GRAPHIC DESIGNER

Ketemu dengan saya lagi gaes, oke kali ini saya ingin sharing mengenai 5 Fakta yang  Perlu Diketahui sebelum menjadi seorang  Graphic Designer/Desainer Grafis. Dengan tulisan ini saya berharap dapat menghapus keraguan kalian dan menghilangkan mitos-mitos mengenai apa saja tentang Desain Grafis. Lantas apa sajakah itu? Yap! langsung kita bahas berikut ini,


5 fakta tentang desain grafis

1. Desain grafis tidak sepenuhnya dapat dikatakan sebagai seni
Desainer grafis tidak bisa menciptakan kebebasan sebagaimana yang biasa seniman lakukan. Sebagai seseorang yang bergerak dalam dunia graphic design, tentunya terdapat beberapa hal yang akan menjadi batasan. Sebuah desain yang dirancang tentu saja harus dapat membuat siapa saja yang melihatnya menjadi paham (mampu mengerti pesan yang disampaikan). Tidak seperti seniman lukis, dimana lukisan yang dibuat empunya tentu saja tidak harus bisa dimengerti oleh pemerhatinya. Dapat dipahami menggunakan warna-warna yang cocok dan memiliki penjelasan yang lugas merupakan contoh dari beberapa  hal yang menjadi batasan bagi seorang desainer, hal demikian selama desainer berhubungan dengan keinginan klien. Namun dilain itu, desain grafis mempunyai hubungan atau kemiripan dengan seni yaitu sebuah desain dicipta melalui sebuah pemikiran/imajinasi/kreativitas bahkan perasaan oleh desainer, sama halnya dengan seni yang dicipta melalui tahap seperti demikian.


5 fakta tentang desain grafis

2. Desain grafis tidak menjamin sebagai perkerjaan untuk menjadi jutawan
Seorang desainer grafis dapat memilih 3 jalan dalam hidupnya, apakah ia bekerja sebagai freelancer atau bekerja disebuah perusaan/agensi atau bahkan memilih dua-duanya. Jika desainer memilih menjadi seorang freelancer tentu saja penghasilannya tidak menentu, terkadang bisa melambung hingga ratusan juta bahkan miliyaran, atau bahkan tidak memperoleh sama sekali dalam sebulan. Namun bila memilih untuk bekerja di sebuah perusaan/agensi tentu saja penghasilan yang ia dapat akan rata setiap bulan, biasanya seorang desainer di Indonesia memperoleh penghasilan diatas UMR masing-masing wilayah. Beda lagi ceritanya jika seorang deainer memilih untuk bekerja di perusaahan/agensi dan disela-sela waktu kerjanya ia mengabdikan diri untuk menerima pekerjaan desain lain sebagai freelancer, tentu saja penghasilannya bisa dipatok minimalnya tanpa ada batasan maksimal, namun jika mengambil langkah ini saya yakin seorang desainer grafis perlu mengambil fokus disalah satu mana yang lebih ia pilih.  Kembali lagi bahwa desain grafis bukanlah pilihan yang dapat menjamin kalian untuk bisa hidup sebagai jutawan sebagaimana mestinya, dalam tanda kutip “hidup makmur, banyak duit, kerja santai”.


5 fakta tentang desain grafis

3. Tidak semua orang bisa menjadi seorang desainer grafis
Bisa dibilang seseorang yang mengetahui bagaimana cara menggunakan Corel Draw tidak sepenuhnya disebut desainer grafis. Begitu pula dalam seni, seorang yang mengetahui bagaimana cara melenggak-lenggokkan kuas bisa membuat kalian menjadi seperti Leonardo Davinci. Seorang desainer grafis perlu menerapkan sebuah konsep, pengetahuan, dan pengalaman dalam hal eksekusi.
Seorang desainer sejati tidak akan pernah berhenti belajar. Jika kalian ingin menjadi seorang desainer grafis,  kalian harus selalu belajar mengenai teknik desain, pengujian software grafis  baru dan pasti untuk setiap project yang  baru pula. Sangat perlu adanya pemahaman mengenai apa itu desain , bagaimana desain bekerja,  dan apapun itu tentang desain, yang terkadang kalian bahkan saya sendiri tidak atau belum mengetahui.


5 fakta tentang desain grafis

4. Sebuah kesalahan jika desainer grafis tidak berinteraksi dengan orang lain
Seorang desainer grafis akan sering berurusan dengan masalah klien, revisi dari klien, belum lagi berbagai keluhan klien amat sangat sering dijumpai oleh seorang desainer grafis. Tak ketinggalan, desainer sering berhuhubungan/berkomunikasi pula dengan berbagai pemilik brand/perusaahan, departemen pemasaran, ahli SEO, kolega, CEO bahkan jajaran pemerintah.


5 fakta tentang desain grafis

5. Desainer tidak bisa menghabiskan waktu mereka  untuk mencari ide
Hemm..bagaimana kalian menghabiskan malam hari  disebuah taman yang luas dan melihat bintang betebaran, untuk mencari inspirasi dan menggambar sketsa tanpa batasan waktu ?. Maaf, kali ini saya mengobrak-abrik imajinasi kalian, tetapi kenyataannya desainer grafis akan jauh dari hal itu. Terkadang (hampir setiap kali) seorang klien terburu-buru dengan tenggat waktu yang  amat pendek. Seorang desainer grafis biasanya akan mempercepat waktu untuk membuat sketsa konsep utama yang kemudian akan dieksekusi lewat mukjizat dari adanya sebuah komputer. Klien akan tampak selalu bergegas, dan desainer harus pasti mempercepat kreativitas untuk menyelesaikan tugasnya.
Sebagai akhiran, pada intinya menjadi desainer grafis atau graphic designer bukanlah pekerjaan semudah banyak orang berpikir,  perlu dipahami bahwa menjadi seorang desainer grafis adalah memerlukan proses yang cukup diperhitungkan. Hal ini membutuhkan kreativitas, semangat, kerja keras dan juga gesit.


Setelah mengetahui beberapa fakta diatas apakakah desain grafis merupakan passion kalian? Saya kira akan ada masanya dimana kalian membutuhkan waktu untuk berpikir dengan agak serius.
Tapi dilain itu, desain grafis adalah suatu hal yang amat sangat keren. Kurang peracaya? Atau omong kosong belaka? Kita akan membahas secara mesra dikesempatan berikutnya. Keep stay, and enjoy with my blog.